Senin, 24 Oktober 2016

PENGUJIAN VIABILITAS DAN KONDISI BENIH Acara III silvikultur




ACARA III
PENGUJIAN VIABILITAS DAN KONDISI BENIH

I.                   Tujuan
1.      Mengetahui dan menentukan viabilitas benih
2.      Mengetahui dan menentukan kondisi benih

II.                Waktu dan Lokasi
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2015 di Laboratorium Silvikultur Intensif Klebengan, Yogyakarta.

III.             Dasar Teori
Benih bermutu (viable seed) adalah benih yang mampu berkecambah dalam kondisi lingkungan yang cukup baik. Benih yang bermutu juga harus mampu menghasuilkan bibit yang berkualitas tinggi, yaitu dapat tumbuh dengan baik serta tahan terhadap kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan. Banyak faktor yang mempengaruhi mutu suatu benih, antara lain adalah :
1.      Sumber benih
Benih yang diambil dari pohon induk yang mempunyai kenampakan dan genetik baik diharapkan akan mempunyai kualitas benih yang baik pula.
2.      Tingkat pemasakan pada waktu pemanenan
Untuk menghasilkan benih yang bermutu, pemanenan atau pengumpulan benih harus dilakukan setelah benih tersebut masak.
3.      Penanganan paska panen
Kegiatan-kegiatan, pengangkutan harus dilakukan secepatnya setelah benih tersebut dikumpulkan di lapangan, ekstrasi harus dilakukan dengan cara yang benar, sesuai dengan jenis yang diekstraksi, sebelum disimpan benih harus dikeringkan terlebih dahulu, dengan cara pengeringan yang benar, disimpan pada tempat-tempat yang sesuai. Misalnya, suhu dan kelembabannya tidak terlalu tinggi serta bebas dari gangguan hama dan penyakit, serta penanganan lainnya (Suryono, 2011).
Uji tertra zolium juga disebut uji biokemis beni dan uji cepat viabilitas. Disebut uji biokhemis karena uji tetrazolium mendeteksi adanya proses biokimia yang berlangsung di dalam sel-sel beni khususnya sel-sel embrio. Disebut uji cepat viabilitas karena indikasi yang diperoleh dari pengujian tetrazolium bukan berupa perwujudan kecambah, melainkan pola-pola pewarnaan pada embrio, sehingga waktu yang diperlukan untuk pengujian tetrazolium tidak sepanjang waktu yang diperlukan untuk pengujian yang indikasinya berupa kecambah. Kegunaan uji tetrazolium antara lain untuk mengetahui viabilitas benih yang segera akan ditanam, viabilitas benih dorman, hidup atau matinya benih segar tidak tumbuh dalam pengujian daya berkecambah benih (Sadiman, 2001).
Prinsip kerja uji tertrazolium dalah berdasarkan perbedaan warna dari benih setelah direndam daam larutan Tertrazolium. Jaringan dalam benih itu hidup akan menghasilkan suatu reaksi pada benih dengan menimbulkan warna merah. Sedangkan jika tidak menimbulkan warna menunjukan bahwa benih sudah mati (Chapman dan Lark, 2005).
Beberapa metode uji cepat yang biasa untuk menduga kulitas benih adalah uji Tetrazolium, uji hidrogen perioksida, uji belah, metode radiografi, uji eksisi, dan uji konduktivitas. Faktor yang mempengaruhi kesesuaian jenis terhadap metode tertentu adalah karakter, ukuran, tipe dormansi dan ketahanan benih dalam kondisi tanpa kulit. Pengetahuan tentang karakter benih memberikan petunjuk bagaimana benih tersebut ditangani agar tetap memiliki vigor optimum hingga akan ditanam kembali, demikian juga dalam pengujian kualitasnya, yaitu harus diuji dengan metode yang lebih cepat (TZ, uji belah dan kontras radiografi) (Byrd, 1988).




IV.             Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini antara lain benih lamtoro atau sengon, pisau yang tajam, bak kecambah atau kertas saring, oven, germinator, dan timbangan.
V.                Cara kerja
A.    Pengujian Viabilitas benih
v  Uji langsung/ uji kecambah
-          Siapkan 10 butir benih diulang 3 kali (total 30 butir) kemudiandilakukan skarifikasi dengan cara direndam dengan air panas.
-          Setelah itu dicambahkan dalam bak kecambah, digunakan media kertas saringyang telah dibasahi, kemudian masukkan kedalam germinator.
-          Amati proses perkecambahan , hitung yang berkecambah kemudian hitung daya kecambah (viabilitas benih).
v  Uji tak langsung/ uji belah/ uji tetrazolium
-          Siapkan 20 butir benih diulang 3kali (total 60 benih), kemudian redam dalam air hingga kulitnya menjadi lunak.
-          Setelah kulit lunak, lakukan pembelahan pada 30 butir tersebut, diamati keadaan embrio, cadangan makanan (endosperm) atau bagian lainnya.
-          Amati embrio yang baik yang memiliki warna putih kekuningan.
-          Hitung benih yang baik dan yang jelek, kemudian hitung viabilitas benih dengan cara
Viabilitas benih= jumlah benih yg diamati–jumlah benih jelek x 100%
                                               Jumlah benih yg diamati
-          Kemudian 30 butir sisanya, dibelah dan direndam ke dalam larutan tetrazolium yang telah disiapkan yaitu 2,3,5 Triphenyl Tetrazolium Chloride + Aquades dengan perbandingan 1 : 100.
-          Setelah lebih dari 4 jam, amati perubahan warna benih yang terjadi, benih yang berwarna merah terang menunjukan benih yang masih baik.
-          Hitung viabilitas benih.
-          Perbandingkan ketiga cara uji viabilitas benih.
B.     Pengujian kondisi benih
1.      Menghitung kebersihan benih
-          Ambil sempel benih tanpa diseleksi, misal 5 gram diulang 3kali.
-          Pisahkan benih dengan kotorannya (sayap, sisa-sisa kulit, kerikil,dll)
-          Setelah bersih ditimbang untuk mengetahui % kebersihan benih.
-          Hitung % kebersihan benih dengan cara
% kebersihan benih = berat benih sempel – berat kotoran  x 100%
                                               Berat benih sempel
2.      Menghitung kemurnian benih
-          Benih yang telah bersih, dipisahkan dari benih spesies lain.
-          Setelah murni ditimbang untuk mengetahui kemurnian benih
-          Hitung % kemurnian benih dengan cara
%kemurnian benih = brt benih bersih –berat benih spesies lain x 100%
                                               Brt benih bersih
3.      Menghitung jumlah benih berdasarkan berat
-          Dari benih yang sudah murni, dihitung jumlah benih berdasarkan berat, misalnya dalam 1 gram terdapat 50 butir benih. Berarti dalam 1 kg benih terdapat 50.000 butir benih.
4.      Menghitung kadar air benih
-          Dari benih yang telah murni (sebagian berat basah), keringkan di dalam oven sampai mendapatkan berat kering konstan, dengan cara setiap hari ditimbang, 3kali penimbangan dan dilakukan pengamatan berturut-turut hingga berat sudah tetap (konstan).
-          Hitung kadar air dengan cara
% kadar air = berat benih basah – berat benih kering  x 100%
                                   Berat benih basah
                                   Atau sebaliknya
% kadar air = berat benih basah – berat benih kering  x 100%
                                   Berat benih kering


VI.             Hasil pengamatan
A.    Uji Viabilitas
1.      Uji Langsung
Tabel 1. Tabel Uji Viabilitas secara langsung
Hari ke-
Ulangan 1
Ulangan 2
Ulangan 3
Rata-rata yg berkecambah
Viabilitas (%)
T
K
T
K
T
K
1
0
0
0
0
0
0
0
0%
2
0
0
0
0
0
0
3
0
0
0
0
0
0
4
0
0
0
0
0
0
5
0
0
0
0
0
0
6
0
0
0
0
0
0
7
0
0
0
0
0
0
8
0
0
0
0
0
0

2.      Uji Tak Langsung
Tabel 2. Tabel Uji belah dan Uji Tetrazolium
Macam Uji
Ulangan 1
Ulangan 2
Ulangan 3
Rata rata yg baik
Viabilitas(%)

Baik
Jelek
Baik
Jelek
Baik
Jelek
Uji Belah
9
1
10
0
9
1


Uji Tetrazolium
7
3
6
4
6
4



B.     Kondisi Benih
1.      Kebersihan Benih
Ulangan
Berat Awal
Berat Kotoran
Berat Bersih
Kebersihan Benih
1
5 gr
0,6 gr
4,4 gr
88%
2
5 gr
0,5 gr
 4,5 gr
90%
3
5 gr
0,3 gr
4,7 gr
94%
Rata-rata
90,67%





2.      Kemurnian Benih
Ulangan
Berat Bersih
Berat Benih Lain
Berat Murni
Kemurnian Benih
1
4,4 gr
0,4 gr
4 gr
90%
2
 4,5 gr
0,6 gr
3,9 gr
87%
3
4,7 gr
0,7 gr
4 gr
85%
Rata-rata
87,33%

3.      Jumlah Benih berdasarkan Berat
Ulangan
Berat
Jumlah Benih Dalam 1 gr
Jumlah Benih Dalam 1 kg
1
4 gr
40 butir
40000
2
3,9 gr
32 butir
32000
3
4 gr
41 butir
41000
Rata-rata
37667

4.      Kadar Air Benih
Ulangan
Berat Murni
Hari
Kadar Air
1
2
3
4
5
1
4 gr
3,8 gr
3,7 gr
3,7 gr
3,7 gr
3,7 gr
7,50%
2
3,9 gr
3,4 gr
3,4 gr
3,4 gr
3,4 gr
3,4 gr
12,82%
3
4 gr
3,8 gr
3,8 gr
3,8 gr
3,8 gr
3,8 gr
5%

1 komentar:

  1. Stainless Steel Magnets - titanium arts
    Ironing the Stainless Steel Magnets worrione (4-Pack). Made in 1xbet app Germany. The titanium metal trim Titanium Arts Stainless Steel Magnets are an alloy septcasino.com made of steel in https://jancasino.com/review/merit-casino/ stainless steel

    BalasHapus